a. Keutamaan Al-Qur'an Mengenai keutamaan Al-Qur’an dapat dilihat dari hadits Rasulullah SAW di bawah ini :
“Al-Qur'an
lebih dicintai oleh Allah dari tujuh petala langit dan tujuh lapis bumi
dan dari segala isinya.” (H.R. Abu Nu’aim dari Ibnu Umar r.a.)
“Al-Qur'an
adalah pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya dan petunjuk yang
diakui sungguh kebenarannya. Barangsiapa menjadikan Qur’an pemimpinnya,
maka ia (Qur’an) akan menuntunnya ke dalam surga. Dan barangsiapa
meletakkan Al-Qur’an dibelakangnya, maka ia (Qur’an) akan menghelanya ke
dalam neraka.” (H.R. Ibnu Hibban)
b. Fadhilah Membaca Al-Qur'an
Guna
menggerakkan hati kita untuk mengerjakan amalan “tilawat” (membaca
Al-Qur’an), serta menetapkan fikiran dan keinginan kita kepadanya,
baiklah disini kita uraikan fadhilah membaca (tilawat) Al-Qur’an,
sebagaimana di bawah ini :
Pertama, pembaca (pentilawat) Al-Qur’an, ditempatkan di dalam shaf (barisan) orang-orang yang besar yang utama dan tinggi.
Kedua,
pembaca (pentilawat) Al-Qur’an, memperoleh beberapa kebajikan dari
tiap-tiap huruf yang dibacanya dan ditambah-tambah derajatnya di sisi
Tuhan sebanyak kebajikan yang diperolehnya itu.
Ketiga, pentilawat
Al-Qur’an dinaungi dengan payungan rahmat, dikelilingi oleh para
malaikat dan diturunkan Allah kepadanya keterangan dan kewaspadaan.
Keempat, pentilawat Al-Qur’an digemilangkan hatinya oleh Allah dan dipeliharanya dari kegelapan.
Kelima, pentilawat
Al-Qur’an diharumkan baunya, disegani dan dicintai oleh orang-orang
shaleh. Apabila pentilawat itu memperbagus bacaan dan hafalannya, maka
ia dapat mencapai derajat malaikat.
Keenam, pentilawat Al-Qur’an tiada bergundah hati di hari qiamat, karena ia senantiasa dalam pemeliharaan dan penjagaan Allah.
Ketujuh, pentilawat Al-Qur’an memperoleh kemuliaan, dan diberikan rahmat kepada ibu bapaknya.
Kedelapan, pentilawat Al-Qur’an memperoleh kedudukan yang tinggi dalam surga.
Kesembilan, pentilawat Al-Qur’an memperoleh pula derajat seperti yang diingini oleh orang-orang shaleh.
Kesepuluh, pentilawat
Al-Qur’an ditemani dan dikelilingi oleh para malaikat dan semuanya
mendoakan dan memohonkan ampunan dan derajat yang setinggi-tingginya.
Kesebelas, pentilawat Al-Qur’an terlepas dari kesusahan-kesusahan akhirat.
Keduabelas, pentilawat Al-Qur’an termasuk orang yang dekat kepada Allah, berada dalam rombongan orang-orang yang bersama Allah di surga.
c. Fadhilah Berkumpul Membaca Al-Qur'an, Istimewa di bulan Ramadhan
Bersabda Rasulullah SAW : “Barangsiapa
melapangkah kesusahan seorang Mu’min dari sesuatu kesusahan dunia,
niscaya Allah melapangkannya dari kesusahan akhirat. Dan barangsiapa
memudahkan bagi seseorang yang sedang dalam kesukaran, niscaya Allah
memudahkan baginya kesukaran dunia dan akhirat. Dan barangsiapa menutupi
‘aib seorang Muslim, niscaya Allah menutupi ‘aibnya di dunia dan di
akhirat, Allah senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba itu
senantiasa pula menolong saudaranya. Dan barangsiapa melalui suatu jalan
untuk mencapai ilmu, niscaya Allah memudahkan baginya jalan ke surga.
Dan tiada berkumpul kaum di dalam suatu rumah Allah, mereka baca Kitab
dan mereka pelajari bersama-sama (bertadarus), melainkan diturunkan
kepada mereka ketenangan hati, diselubungi mereka dengan rahmat,
dikelilingi mereka oleh malaikat, dan Allah akan menyebut mereka kepada
orang-orang yang disisi-Nya. Dan barangsiapa dilambatkan oleh amalannya,
niscaya dicepatkannya oleh keturunannya. (H.R. Muslim).
Dari
hadits tersebut di atas maka jelaslah bahwa mentadarruskan Al-Qur’an
amat disukai. Yaitu membaca Al-Qur’an bersama-sama, seorang membaca di
hadapan yang lain secara berganti-ganti untuk sama-sama mempelajari
isinya. Ketahuilah, bahwa pada tiap-tiap malam bulan Ramadhan, Jibril
datang kepada Rasulullah untuk bertadarus Al-Qur’an bersama Rasulullah.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar